Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan (Penetapan Al-dd dan H-dd Tanah)

LANDASAN TEORI


1. Aluminium yang dapat dipertukarkan (Al-dd) dan Kejenuhan Aluminium


Al-dd merupakan unsur yang sering dijumpai dalam tanah dan sangat menentukan kualitas tanah, karena ketersediaan unsur ini berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman dengan cara berinteraksi meracuni perakaran, khususnya tanah masam yang erat hubungannya dengan persentase ion H+ dan Al3+ yang dipertukarkan karena aluminium merupakan sumber keasaman yang sangat penting. Dengan persentase Al-dd yang tinggi berarti menunjukkan tingkat kemasaman suatu jenis tanah. Semakin masam suatu tanah, berarti pHnya menurun sehingga ketersediaan unsur hara dalam tanah semakin menurun karena kemampuan unsur Al untuk mengikat unsure P membentuk Al-P yang tidak tersedia dan tidak dapat diserap oleh akar tanaman.

Kejenuhan Al =
Bila kejenuhan aluminium > 60%, tanah tersebut sering dikatakan tidak layak untuk tanah pertanian sebelum direklamasi atau ameliorasi terlebih dahulu. Oleh karena kejenuhan aluminium dipengaruhi oleh KTK dan juga dipengaruhi oleh tekstur, maka semakin kasar tekstur tingkat kebahayaan aluminium semakin tinggi (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Hakim, dkk (1986) menyatakan bahwa keracunan aluminium menghambat perpanjangan dan pertumbuhan akar primer, serta menghalangi pembentukan akar lateral dan bulu akar. Apabila pertumbuhan akar terganggu, serapan hara dan pembentukan senyawa organik tersebut akan terganggu. Sistem perakaran yang terganggu akan mengakibatkan tidak efisiennya akar menyerap unsur hara.

Penetapan Al-dd dapat dilakukan melalui uji tanah. Tanah yang  mengandung ion-ion (-) sehingga kation yang dapat dipertukarkan hanyalah kation yang menempel pada tanah diantaranya Ca+,Mg,K,Na, dll. Penetapan Al-dd juga dapat dilakukan dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 N,HCl 0,1 N, dan 10 ml NaF. Tanah yang mengandung mineral liat smektit mempunyai prospek yang cukup besar untuk diolah menjadi lahan pertanian tanaman pangan jika dibarengi dengan pengelolaan tanaman dan tanah yang tepat. Tanah yang mengandung mineral liat smektit umumnya terdapat pada order Vertisol dan order lain bersubgrup vertik.(Nursyamsi.dkk, 2008). Tanah-tanah vertik mempunyai sifat irreversible terhadap pengeringan namun intensitasnya rendah.

2. Hidrogen yang dapat dipertukarkan (H-dd) dan Kejenuhan Hidrogen


H dd adalah kadar hydrogen yang terkandung didalam tanah. Kemasaman tanah mempunyai 2 komponen yaitu (1) H aktif yang terdapat di dalam larutan tanah (potensial), (2) H yang dapat dipertukarkan atau disebut kemasaman cadangan. Kedua bentuk tersebut cenderung membentuk keseimbangan sehingga perubahan pada  yang satu mengakibatkan perubahan pada yang lain.

Apabila basa dibubuhkan pada tanah yang asam, H terlarut dinetralisasi dan sebagian H yang  dapat dipertukarkan terionisasi untuk mengembalikan keadaan seimbang. Jumlah H yang dapat dipertukarkan dengan perlahan-lahan berkurang. H terlarut akan menurun dan pH akan lambat laun meningkat (Foth, 1994).

Kemasaman tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
  1. Unsur P kurang tersedia,
  2. Kekurangan unsur-unsur Ca dan Mg sebagai basa tanah,
  3. Kekurangan unsur Mo,
  4. Aktivitas mikroorganisme seperti fiksasi N dari tanaman kacang-kacangan terhambat,
  5. Kandungan Mn dan Fe yang berlebih sehingga dapat menjadi racun bagi tanah dan tanaman, dan
  6. Kelarutan ion Al dan H yang sangat  tinggi, sehingga merupakan faktor penghambat tumbuh tanaman yang utama pada tanah masam (Rafi’i, 1990).
Peningkatan pH tanah tidak dapat  diubah dengan mudah jika terdapat banyak hambatan/ sanggaan tanah (buffer), yang merupakan suatu sifat umum dari campuran asam basa dengan  garamnya. Komponen tanah yang mempunyai sifat menyangga adalah gugus asam lemah seperti karbonat serta kompleks-kompleks koloidal tanah. Asam lemah tersebut mempunyai tingkat disosiasi yang lemah dan sebagian besar dari ion H masih tetap terjerap dalam permukaan koloid. Adanya bahan penyangga tanah, dapat menjaga penurunan pH yang drastis akibat bertambahnya ion  H oleh suatu proses biologis atau pemupukan. Kegiatan jasad mikro atau penambahan pupuk yang bersifat masam akan menyumbangkan sejumlah ion H (Hakim, dkk, 1986). Ion H yang dapat dipertukarkan adalah sumber utama H+ sampai pH tanah menjadi di bawah 6, bila Al pada lempeng liat Oktahedral Al menjadi tidak mantap dan diserap sebagai Al yang dapat dipertukarkan tersebut adalah sumber H+ .H yang bebas hidrolisis oleh Al . Yang dapat dipertukarkan ialah meningkatnya konsentrasi H+ larutan tanah yang dihasilkan dari didosiasi H (misel) dapat dipertukarkan dan yang  dihasilkan dari hal tersebut adalah H terjerap H larutan (Foth, 1994).


TUJUAN PRAKTIKUM


Mengetahui berapa tingkat kemasaman tanah permanen, kejenuhan Alumunium, dan kejenuhan Hidrogen terhadap tanah.


BAHAN DAN ALAT


  • Labu Volumetrik,
  • Labu Erlenmeyer ukuran 100 dan 200 ml,
  • Gelas Beker ukuran 100 dan 200 ml,
  • Buret,
  • Pengocok listrik,
  • Labu Plastik,
  • Bahan kimia : KCl 1 N, NaOH 0,01037 N dan HCl 0,01069 N, NaF 4%, Indikator PP
  • Timbangan,
  • Kertas saring Waatman.


METODE PRAKTIKUM


  • Timbang 5 gr tanah yang sudah disaring (kering),
  • Masukkan kedalam labu erlenmeyer ukuran 200 ml,
  • Tambah 50 ml KCl,
  • Kocok dengan mesin pengocok selama 30 menit,
  • Saring dengan kertas saring Waatman,
  • Titrat ditampung di labu plastik,

Penetapan Keasaman Tanah Permanen

  1. Pipet 25 ml titrat, lalu masukkan kedalam labu erlenmeyer ukuran 100 ml,
  2. Tambah 5 tetes indikator PP,
  3. Titrasi dengan larutan baku NaOH hingga terjadi perubahan ke warna merah, lalu hentikan,
  4. Catat volum NaOH yang digunakan.

Penetapan Al – dd Tanah

  1. Tambah larutan baku HCl hingga warna merah hilang, lalu hentikan,
  2. Tambah 10 ml larutan NaF 4%,
  3. Titrasi dengan larutan baku HCl lalu hentikan,
  4. Catat volum HCl yang digunakan.

Penetapan H – dd

  1. Kemasaman tanah permanen – Al dd


HASIL


Ulangan

NaOH (ml)

HCl (ml)

Al-dd (Me/100gr)

H-dd (Me/100gr)

1

2,3

2

0,8552

0,09884

2

2,9

3

1,24004

0,00436

3

2,3

2

0,8552

0,09884

4

1,7

1

0,4276

0,27756

5

2

1,4

0,5986

0,23096

Jumlah

 

 

3,937

0,71056

Rata-rata

 

 

0,7874

0,14211



PEMBAHASAN


Pengukuran Al-dd dan H-dd yang telah dilakukan terhadap sampel tanah di dapatkan rata-rata Al-dd dari 5x ulangan adalah 0,7874 dan rata-rata H-dd dari 5x ulangan adalah 0,14211. Al-dd merupakan unsur yang sering dijumpai dalam tanah dan sangat menentukan kualitas tanah, karena ketersediaan unsur ini berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman dengan cara berinteraksi meracuni perakaran, khususnya tanah masam yang erat hubungannya dengan persentase ion H+ dan Al3+ yang dipertukarkan karena Aluminium merupakan sumber keasaman yang sangat penting. Dengan persentase Al-dd yang tinggi berarti menunjukkan tingkat kemasaman suatu jenis tanah. Perubahan warna larutan ektraksi tanah yang berubah warna menjadi kemerahan setelah di titrasi dengan NaOH menunjukkan tanah mengandung Alumunium cukup tinggi. Sampel tanah menunjukkan nilai Al-dd dan H-dd yang cukup tinggi, ini dikarenakan tanah yang diambil merupakan tanah oxisol yang  juga termasuk kedalam golongan tanah masam. Oleh karena itu dalam pengolahannya perlu adanya pemberian kapur pertanian yang berfungsi untuk menetralkan kemasaman atau menaikkan pH tanah.


KESIMPULAN


Ada banyak hal yang menyebabkan kemasaman tanah yaitu unsur fospor tersedia, kekurangan unsur kalsium dan magnesium, kekurangan unsur molibdium, fiksasi N oleh kacang tanah terhambat. Kandungan mangan dan besi sering berlebihan sehingga dapat mengakibatkan racun bagi pertumbuhan dan kelarutan alumunium sangat tinggi. Tanah juga menjadi asam karena kelebihan ion hidrogen menggantikan kation yang sifatnya basa.  Prosesnya menjadi reversible bila kapur (Ca dan Mg) ditambahkan.  Dengan cara aksi massa, Ca dan Mg mengganti kembali kedudukan ion-ion hidrogen dan Al.  Al itu berasal dari mineral-mineral yang larut dalam keadaan masam.  Sedangkan hidrogen berasal dari asam-asam yang banyak sekali sumbernya (air hujan, pupuk, masam, eksudat akar, dsb).

Keracunan Al langsung melukai akar tanaman, menghambat pertumbuhannya, dan menghalangi pengambilan serta translokasi kalsium maupun fosfor.  Kejenuhan Al yang ada sangat tergantung pada tanaman. Kejenuhan Al tinggi pada tanah-tanah masam tergantung pada kadar Al dan mineral yang larut dalam keadaan masam.  Jadi, dapat disimpulkan bahwa Al dapat dikendalikan dengan cara pengapuran. 


DAFTAR PUSTAKA


Indranada K. Henry.  1994.  Pengelolaan Kesuburan Tanah.  Bumi Aksara.  Jakarta.
Kuswandi.  1993.  Pengapuran Tanah Pertanian.  Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Poerwowidodo.  1991.  Genesa tanah, Proses Genesa, dan Morfologi. Institut Pertanian Bogor.  Bogor.
Tan H. Kim.  1998.  Dasar-dasar Kimia Tanah.  Universitas Gadjah mada.  Yogyakarta.

Comments